Tekanan darah diukur berdasarkan pengukuran kekuatan aliran darah melawan dinding pembuluh darah arteri pada saat darah dipompa ke seluruh tubuh dari jantung.
Ada 2 jenis pengukuran yang biasanya dilakukan dan dicatat sebagai dua nomor indikator. Sebagai contoh: 120/80 mmHg (mmHg=mm air raksa adalah satuan pengukuran tekanan darah dalam pembuluh darah).
Nomor pertama (120) disebut tekanan darah sistolik
nomor kedua (80) disebut tekanan darah diastolik.
Pemeriksaan tekanan darah disarankan untuk dilakukan secara teratur, apabila tekanan darah berada dalam batas normal, pemeriksaan follow up perlu dilakukan antara 3 bulan sampai setahun tergantung fasilitas kesehatan yang tersedia, dan apabila ada kecurigaan adanya masalah kesehatan yang bisa meningkatnya tekanan darah dokter biasanya akan mengukur tekanan darah pada saat kunjungan ke dokter atau puskesmas. Penderita tekanan darah tinggi perlu memeriksa tekanan darah lebih sering, setidaknya sesuai dengan rekomendasi dokter yang merawat.
Pemeriksaan tekanan darah secara teratur akan membantu mengetahui adanya kelainan tekanan darah sejak dini. Kondisi kelainan tekanan darah biasanya terjadi tanpa gejala dan tanda, sehingga penderita biasanya ke dokter sudah pada saat mengalami komplikasi seperti adanya gangguan fungsi kerja jantung atau pembuluh darah tubuh.
Pemeriksaan tekanan darah bisa dilakukan:
Pada saat berkunjung ke dokter/puskesmas/klinik kesehatan/rumah sakit
Di apotek
Di rumah dengan membeli alat pengukur tekanan darah sendiri
Komponen alat pengukur tekanan darah biasanya terdiri dari:
cuff inflatable - cuff yang bisa dikembang kempeskan
pompa yang dihubungkan dengan pipa karet ke alat manometer
stetoskop: untuk alat pengukur tekanan darah aneroid
Beberapa jenis mesin memiliki komponen yang berbeda sedikit seperti mesin pengukur tekanan darah digital, tidak memerlukan stetoskop.
Ada beberapa jenis alat pengukur tekanan darah, jenis tekanan darah merkuri tidak lagi populer walaupun merupakan alat pengukuran tekanan darah yang paling akurat.
Jenis alat pengukur tekanan darah
1. Pengukur tekanan darah aneroid (merkuri dan gauge sphygmomanomater)
2. Pengukur tekanan darah digital
3. Pengukur tekanan darah pergelangan tangan
4. Pengukur tekanan darah jari
Apabila ingin membeli alat pengukur tekanan darah untuk dipakai sendiri dirumah untuk cek up masalah tekanan darah, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter yang merawat, sehingga bisa direkomendasi alat yang paling cocok untuk kondisi kesehatan yang diderita.
1. Kalau bisa tidak makan atau minum 30 menit sebelum memeriksa tekanan darah, terutama hindari minumam mengandung kafein seperti teh dan kopi sebelum tekanan darah diperiksa
2. Kosongkan kandung kencing
3. Duduk tegak dengan punggung bersandar, kaki menginjak laintai dan tidak bersilang kaki, setidaknya selama 5 menit sebelum tekanan darah diukur
4. Taruh lengan yang akan diperiksa di atas meja pemeriksaan yang tingginya sejajar dengan dada
5. Pasang cuff alat pengukur tekanan darah melingkar di 80% bagian lengan atas (tanpa lengan baju) dengan dengan tekanan yang cukup tapi tidak terlalu ketat
6. Jangan berbicara pada saat tekanan darah diukur
7. Ukurlah tekanan darah setidaknya 2 kali setiap pengukuran tekanan darah dengan perbedaan waktu 1 menit, apabila perbadaan hasil lebih dari 5 poin, pengukuran tekanan darah ketiga perlu dilakukan
8. Kalau bisa ukurlah tekanan darah pada waktu yang sama setiap kali pengukuran misalnya saat baru bangun tidur atau saat sebelum tidur atau memeaki jam misalnya jam 7 pagi atau jam 9 malam
9. Hindari memeriksa tekanan darah pada saat sednag dalam kondisi stress
10. Catatlah hasil pengukuran tekanan darah
Berdasarkan kriteria Kelompok Asosiasi Jantung Amerika, kategori tekanan darah bisa dikategorikan sebagai berikut:
Tekanan darah yang normal lebih rendah dari 120/80 mmHg
Prehipertensi adalah tekanan darah yang berkisar diantara 120/80 dan 129/89 mmHg
Tekanan darah tinggi didiagnosis ketika tekanan darah >= 130/90 mmHg
Tekanan darah yang mencapai lebih dari 180/120 mmHg dan disertai dengan gejala seperti nyeri dada, kesulitan berbicara dan kesulitan atau gangguan penglihatan disebut dengan kondisi Krisis Hipertensi, penderita perlu segera dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan.