Pada bulan Desember 2019, kasus infeksi virus Corona jenis baru dilaporkan di kota Wuhan, Hubei dimana penderita datang ke pusat kesehatan dengan kondisi peradangan paru-paru. Dari hasil pemeriksaan laboratorium diketahui bahwa virus yang menginfeksi para penderita tersebut merupakan virus yang serupa dengan virus Corona, tetapi merupakan jenis baru dan belum diketahui karakteristiknya.
Konfirmasi infeksi COVID-19 terus meningkat dan dilaporkan kasusnya di berbagai negara di dunia. WHO sebagai badan kesehatan dunia menyatakan bahwa infeksi COVID-19 sudah merupakan wabah dunia atau pandemik pada tanggal 11 Maret 2020. Hal ini berarti bahwa, infeksi virus COVID-19 bisa terjadi dimana saja di dunia dan kewaspadaan tinggi untuk memperlambat penyebarannya harus dilakukan oleh setiap negara di dunia.
Virus Corona merupakan jenis virus yang berasal dari keluarga Coronaviridae. Beberapa infeksi virus Corona menyebabkan wabah sebelumnya seperti wabah SARS pada tahun 2002 yang dimulai di kota Guang Dong China dan MERS di kota Saudi Arabia dan Korea pada tahun 2015. Pada bulan Desember tahun 2019, jenis virus Corona baru COVID-19 (pada awalnya juga dikenal dengan nama 2019-nCoV), diketahui merupakan penyebab wabah yang dimulai di kota Wuhan, Hubei, Cina. Ilmuwan berusaha melakukan riset untuk mengenali karakteristik virus COVID-19, untuk bisa mengontrol dan mencegah penularan kondisi infeksi virus Corona baru ini.
Virus jenis ini diketahui hidup pada binatang menyusui, berbagai jenis burung dan kelelawar. Pada saat terjadinya penyebaran infeksi, makanan jenis seafood bisa merupakan jembatan penyebaran dari binatang ke manusia. Selanjutnya seorang penderita bisa menularkan virus ini ke orang lain lewat kontaminasi saat batuk dan bersin.
Infeksi virus COVID-19 merupakan jenis virus Corona baru yang karakteristiknya belum diketahui dengan jelas. Oleh karena itu, usaha pencegahan dengan vaksin masih belum tersedia. Untuk saat ini, semua usaha pencegahan penularan perlu dilakukan untuk mengurangi kecepatan penularannya. Seperti infeksi virus lainnya, secara umum infeksi COVID-19 hanya menimbulkan gangguan seperti flu biasa, tetapi bisa menyebabkan gangguan kesehatan yang berat dan mengancam kesehatan secara serius pada kelompok individu yang memiliki kekebalan tubuh yang rendah.
Beberapa kelompok masyarakat dan pekerja tertentu memiliki resiko lebih tinggi untuk tertular penyakit ini:
Orang yang memiliki kekebalan yang lemah seperti orang tua dan anak-anak, orang yang memiliki kondisi penyakit kronis yang memiliki kekebalan rendah atau orang yang dalam pengobatan dengan obat yang bisa menurunkan kekebalan tubuh, merupakan kelompok orang yang rentan terkena infeksi dan terpapar oleh orang yang terinfeksi.
Pekerja kesehatan yang menangani penderita infeksi virus COVID-19.
Anggota masyarakat yang memiliki kontak dekat dengan penderita infeksi virus COVID-19.
Infeksi virus COVID-19 diperkirakan memiliki masa laten 2-14 hari. Ini berarti, apabila seseorang terinfeksi, gejala dan tanda muncul bervariasi antara 2-14 hari, bisa lebih cepat atau lambat. Oleh karena itu, individu yang saat ini menderita gejala seperti gejala flu mengisolasi diri di rumah dan berusaha sebisa mungkin tidak kontak dengan masyarakt umum selama 14 hari untuk mengurangi resiko penularan.
Gejala dan tanda infeksi virus COVID-19 pada umumnya mirip dengan gejala dan tanda flu biasa dan bervariasi dari gejala yang sangat ringan sampai berat. Berikut adalah gejala dan tanda yang bisa ditemukan pada penderita infeksi COVID-19:
Penderita menderita panas yang tinggi
Batuk-batuk
Sesak nafas
Pegal
Perasaan lemas
Sakit kepala
Diare
Batuk berdarah
Apabila kondisi memburuk, virus akan terus menyerang paru-paru dan menyebabkan kondisi peradangan paru-paru dan apabila kondisi tidak segera dikontrol bisa berakibat fatal dan menyebabkan kematian.
Vaksin untuk mencegah infeksi virus COVID-19 sudah mulai tersedia untuk masyarakat, walaupun riset masih terus berlanjut dengan uji klinis. Informasi tentang vaksin untuk pencegahan infeksi virus COVID-19 bisa dibaca di artikel terpisah.
Individu yang menderita gejala dan tanda seperti flu dan dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter, klinik kesehatan atau rumah sakit apabila merasa terkena sakit flu.
Beberapa contoh cairan tubuh akan diambil, untuk dites. Virus Corona bisa di tes di laboratorium dan apabila ditemukan penderita akan perlu dirawat terpisah dari penderita penyakit lainnya untuk mengurangi resiko penularan.
Pencegahan
Berpartisipasi dan mengikuti anjuran pemerintah dalam program vaksinasi pencegahan infeksi virus COVID-19.
Walaupun vaksin sudah tersedia, usaha rutin untuk mencegah atau mengurangi resiko penularan infeksi virus COVID-19 masih perlu terus dilakukan:
Sering mencuci tangan dengan sabun setidaknya selama 20 detik, apabila air dan sabun tidak tersedia, bisa selalu menyediakan hand sanitiser yang mengandung alkohol pada saat dalam perjalanan.
Jangan menyentuh mata, hidung dan mulut pada saat tangan kotor.
Tutup mulut dan hidung pada saat bersin dan batuk, segera cuci tangan setelahnya. Apabila menggunakan tissue untuk menutup mulut, buang tissue di tempat sampah setelah dipakai. Apabila menggunakan saputangan, cuci saputangan setelah dipakai.
Berusaha menghindar dari orang yang sedang terlihat sakit flu.
Apabila menderita gejala flu, segera periksakan diri ke dokter atau klinik kesehatan atau rumah sakit.
Hindari mengkonsumsi daging yang belum dimasak dengan sempurna.